Thursday, May 29, 2014

Bagaimana Optimisme Buta Melukai Tim Bisnis Anda

    Optimisme perlu dikendalikan atau akan menjadi bumerang.

Bagi Anda pelaku bisnis, tingkat optimisme yang tinggi dalam bekerja adalah sebuah aset berharga yang perlu dipertahankan. Banyak orang mengagungkan optimisme terutama di kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan sekarang ini. Entrepreneur yang memiliki sikap dan mentalitas optimis juga dianggap lebih dibutuhkan dalam perusahaan yang tengah dirundung masalah internal atau eksternal. Dan dalam sebagian kasus, memang demikian adanya.
Akan tetapi, tak jarang optimisme yang berlebihan juga akan menjadi sebuah pisau yang bisa melukai tim Anda. Kelemahan dari pemimpin yang terlalu optimis dalam menjalankan perusahaan biasanya adalah bahwa mereka cenderung terbuai oleh prediksi yang terlalu positif dalam sebuah proyek bisnis, yang pada gilirannya akan memberikan kesan kurang tepat mengenai penyelesaian beban kerja tersebut. Pekerjaan seolah demikian mudah dan sederhana dan tidak membutuhkan banyak upaya dan kerja keras.Dan saat Anda tidak merasakan cemas atau mengabaikan begitu saja permasalahan nyata yang dihadapi tim bisnis di lapangan, ini akan memicu kecemasan di benak pihak lain yang memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut, seperti mitra bisnis, investor, dan konsumen.
Jika Anda terlalu optimis, pesan yang salah juga bisa diterima oleh pihak lain, bahwa kesalahan dan kegagalan bukan termasuk dalam pilihan, seolah tim Anda tidak boleh dan tidak mungkin gagal karena pekerjaan diprediksi dapat diselesaikan dengan 'mudah', padahal tidak demikian adanya.
Entrepreneur yang bijak dalam mengelola optimismenya perlu mengetahui bahwa kesalahan dalam melangkah tidak bida terelakkan dalam sebagian kasus, dan bahwa kegagaln 'hanyalah' harga dari sebuah kreativitas.
Jadi di kesempatan berikutnya, Anda perlu bertanya pada tim Anda,"Seberapa berat nantinya proyek atau pekerjaan ini mungkin?" mempertimbangkan apakah Anda terlalu optimis atau tidak. Mintalah pendapat anggota tim Anda untuk membantu mengendalikan tingkat optimisme yang jika tidak terkendali, dapat berubah destruktif bagi keberlangsungan usaha Anda. (HBR/ *Akhlis)

No comments:

Post a Comment