Monday, February 2, 2015

Cara Membuat Viral Marketing

Berto Saksono Editor’s Note: Berto Saksono adalah Salah satu Pemilik bisnis dan Internet Marketer sukses di Indonesia. Ia adalah pemilik Distro No. 1 Di Indonesia BloopEndorse.com.

Pada event OMD #2 (Online Marketers Depok) di Code Margonda ini, Ia sharing tentang bagaimana cara membuat sebuah konten/event yang viral dan bagaimana cara mengintegrasikan teknik pemasaran secara online dan offline. Perlakukan Customer itu Seperti Pacar, harus di kasih surprise, ingin didengarkan dan juga ingin dimengerti. Nah sekarang pertanyaannya, pacar kita itu maunya apa sih?

 1. Siapkan WOW FACTOR
Biasanya mereka itu suka untuk di kasih surprise. Nah ini disebutnya “WOW FACTOR”. Anda bisa kasih bunga, cokelat, motor, mobil, dan sehabis itu kita ditinggalin deh, hihii. Pernah waktu itu saya mencoba menerapkan ini di Bloops. Ketika itu pengunjungnya sedang ramai, tokonya saya tutup dan lampunya saya matikan. Semua pengunjung wanita berteriak semua. Lalu, tiba-tiba ada lampu sorot ke kasir terus muncul lah MC, “Selamat, para pengunjung semua. Hari ini Bloop mau bagi-bagi amplop. Tapi tunggu dulu jangan langsung dibuka yah,” lalu amplop itu dibagikan ke semua pengunjung saat itu. “Ayo kita buka sama-sama yah, 3, 2, 1?. Begitu dibuka, di dalamnya itu ada voucher diskon 1.5 juta, 200ribu, 500ribu, dan berbagai macam pilihan vouchernya. “Habiskan voucher itu dalam waktu 15 menit untuk membeli produk Bloops. Kalau tidak, Vouchernya akan hangus.” Apa yang terjadi? Toko kami di Bloops hancur-hancuran tak tersisa. Semua berebut baju tanpa memikirkan lagi sizenya. Setelah selesai, semua pada tertawa terbahak-bahak, keluar semua. Terjadilah viral tentang bloops di facebook. Makanya semakin lama, omzet saya semakin naik dan semakin naik. Jadi teman-teman harus pikirkan apa wow factor untuk bisnis teman-teman.

 2. Pacar itu Ingin Didengarkan
Cara paling gampang supaya pacar makin sayang/cinta sama kita, dengarkan mereka deh. Nah ini sama dengan customer kita. Jadi kalau customer protes, komplain, kita dengarkan dengan halus. “Mas, gimana sih kok barang ini sobek sih?” “Oh ya udah, kita ganti dengan yang baru” kalau di bloops, ada size atau hal yang customer gak suka, dan mereka mau balikin, ya mereka bisa langsung balikin, tanpa bertanya alasan sana-sini lagi. Kalau ada customer nakal bagaimana? kalau menurut saya, rezeki itu sudah ada yang mengatur, jadi gampang aja deh mengaturnya. Contohya, “mas, kok ini bajunya luntur sih?” padahal dia sudah pakai berkali-kali. Percaya aja, yang seperti ini gak akan berani berbohong untuk yang kedua kalinya. Nah ini adalah hal yang membuat heboh. Makanya orang suka, kalau belanja distro, di Bloops aja deh. Kalau salah ukuran gantinya gampang, kalau mau ganti gak perlu pakai bon, pokoknya asik deh.

 3. Cari Tahulah Apa yang Mereka Suka
 Kalau dulu heboh itu komunitas sepeda fixie yah. Kalau IMers (Internet Marketers) pada main clickbank, yang lain juga ikut-ikutan main clickbank, kalau IMers lagi main Amazon, yang lain juga ikut-ikutan main amazon. Misalnya kita ambil contoh komunitas fixie, kita tanyakan, “teman-teman mau undang band gak? Sukanya band apa nih?” Misalnya sudah tahu, kita langsung hadirin band tersebut ke komunitas itu. Di zaman era marketing seperti ini, sudah saatnya kita membangun bisnis yang berdasarkan komunitas.
Memanfaatkan Online Shop dan Social Media Sebagai Media Promosi Zaman sekarang, sebuah bisnis yang tidak memiliki online shopnya, itu bisa dibilang sebagai bisnis yang tidak menyeseuaikan zaman. Kalau di Bloops kita ada website utama, yaitu BloopEndorse.com. Facebook Bloops Khusus untuk social media facebook, di Bloops itu kita ada tim khusus yang tugasnya itu mengontrol aktivitas orang-orang. Pernah suatu ketika itu ada anak SMP, yang update status “aduh pusiing, besok ujian beloom belajarr”. lalu disapalah dengan tim bloops kita. Di statusnya kita tulis komentar – nama anak ini adalah Dewi – “Aduh dewi, jangan pusing dong, belajar aja, nanti kalau belajar dan nilainya bagus kita kasih diskon deh beli di bloops.” Tidak lama setelah itu, sekitar seminggu atau 2 minggu, anak ini mendapatkan nilai A lho. Lalu, kita ditagih. Tagihannya lewat status, “mana nih mbak, saya dapat nilai A lho.” Sebenarnya kita sudah lupa akan hal ini, tetapi ya sudahlah. “Ya udah datang saja dek ke Bloop, nanti datang ke bagian marketingnya yah.” Setelah datang, dia membawa temannya dua orang. Dia bawa juga bukti ujiannya. Lalu dia dikasih 3 kaos gratis, dan temannya dikasih 3 kaos gratis semuanya. Lalu hal ini viral lagi di facebook. “Bloooopsss”. Itulah kenapa nama bloops tidak akan pernah habis.
Twitter Bloops Untuk hal ini saya banyak menggandeng para artis. Bukan berarti saya mendewakan artis yah, tetapi dengan mereka omset kita bisa naik. Dahulu, ketika zamannya menjual jaket. Sebenarnya jaket itu bagus tapi tidak ada yang beli. Tetapi saya dan adik saya coba untuk mendatangi Nirina Zubir. Setiap satpam saya kasih tips, dan sampai akhirnya bertemu dengan Nirina. “Haloo, ada apa?” “Ini mbak saya dari distro Bloops yang udah terkenal banget di daerah tebet (padahal saat itu masih baru), mau kasih mbak jaket ini.” Setelah dibuka, dia langsung senang banget, dia langsung memakainya saat itu untuk shooting. Sebenarnya ini adalah jaket yang sudah lama tidak laku, tetapi apa yang terjadi? Besoknya banyak orang datang untuk menanyakan, “mas ada jaket nirina zubir gak?”. Semenjak hari itu omzet saya meningkat. Dari situ saya mengerti, saya harus mengenal banyak artis. Ketemu artis itu gampang kok.
Contoh lain yang tidak kalah menariknya itu adalah Bagus drummer band Netral. Dulu saya ketemu dia ketika dia makan mie ayam di daerah bekasi. Langsung saya temui dan tanya, “mas mau baju-baju dari kita gak, nanti kita kirim deh.” “O iya boleh-boleh ” kata dia. Terus pas udah dikirim satu, ternyata dia suka, langsung dia balas lagi, “kirimin lagi dong yang lain.” “Iya boleh mas, tapi kita izin ya buat ambil foto dan pajang di blog sama social media?” “O iya silakan aja.” Konsep dasarnya, artis itu butuh fans. Jadi tenang aja, mereka baik-baik kok. Terus, bagaimana sih cara mencari artis? Kalau menurut saya sih, paling gampang itu ketemu mereka di PIM (Pondok Indah Mall) Jakarta. Di sana, saya pernah bertemu Tora Sudiro dan melakukan hal yang sama dengan dua artis sebelumnya. Testimonial dan foto mereka digunakan untuk di share di blog, social media facebook dan twitter. Tapi jangan takut ketika menghadapi penolakan. Dulu saya pernah coba cara ini kepada Doni dari Ada Band. Tapi dia bilang saat itu, “ah bajunya jelek bro”. Ini di percobaan pertama, setelah itu, dia saya kirimin lagi dan lagi, sampai akhirnya ada 1 baju yang dia suka dan dipakai terus sampai sekarang. Dan saya jadi teman baiknya dia.
 Di sini, saya bukannya mendewakan artis-artis ya, tapi mereka itu bisa meningkatkan omset kita berkali-kali lipat dalam waktu sekejap. Percaya deh. Ditambah lagi ya, Bloops juga punya blogspot khusus yang menceritakan kegiatan-kegiatan kita apa saja sih sejauh ini untuk diceritakan kepada orang-orang. Nah selain beberapa hal di atas, untuk meningkatkan viralitas nama kita di dunia online, kita bisa juga menggunakan kompetisi dan juga meet and greet dengan para artis. Lalu di-post deh di blogspot khusus kita. Ya, Tuhan memang adil ya. Kalau kita terus berusaha tanpa henti, kalau gagal, pakai cara yang lebih baik dan coba lagi dan coba lagi, dan juga terus meminta kepada-Nya, nanti ada hasilnya kok. Sampai sekarang ini ya, bukan saya yang cari-cari artis lagi, malah mereka yang cari saya. Suer deh.
Ini strategi Bloops yang kita pakai tahun lalu, untuk yang tahun depan nanti ya saya tidak bocorkan dulu. Mungkin teman-teman bisa terapkan teknik ini di bisnis teman-teman semua. Salam 1 Milyar. Sumber: medsainteractive.com

1 comment: